kadang cinta nggak cukup—tapi kita masih bisa bangkit 💫

Hari ini aku duduk sendiri di kursi kampus yang biasanya ramai.Tempat ini biasanya dipenuhi suara—obrolan temen sekelas, langkah buru-buru yang ngejar kelas, kadang tawa pasangan yang lagi seru-serunya. Tapi sekarang sepi. Dan entah kenapa, justru di sunyi kayak gini... semua yang aku pendam jadi makin kedengeran.

Mungkin karena kita lagi di usia yang serba bingung.
Antara dewasa tapi belum siap, antara jatuh cinta tapi takut kecewa, antara pengen fokus kuliah tapi... hati juga pengen ditemenin. Rasanya ribet ya.
Dan anehnya, semua itu kayak numpuk di satu titik: cinta yang gak berjalan seperti yang kita bayangin.

Aku pernah ada di titik itu—ngerasa udah ngasih semuanya, tapi tetap aja ngerasa salah.
Capek jadi yang ngejar. Capek jadi yang ngerti terus. Capek nunggu kabar dari orang yang udah gak peduli tapi gak bilang apa-apa juga.
Kadang bukan karena kita gak cukup baik,
tapi karena kita terlalu lama bertahan di tempat yang salah.


Dan kursi kampus ini...
Diam-diam jadi saksi semua rasa itu.
Saksi tangis yang ditahan, chat yang dihapus sebelum dikirim, dan doa-doa kecil yang kita bisikkan dalam hati—semoga dia sadar, semoga dia balik, semoga gak sia-sia.

Tapi gak semua doa harus dijawab.
Kadang semesta gak kasih yang kita mau, karena dia lagi nyiapin yang kita butuh.

Kalau kamu lagi ngerasa hal yang sama,
sini duduk dulu. Baca pelan-pelan. Tulisan ini bukan buat ngasih solusi,
cuma pengingat: kamu gak sendirian. 🌿

"Semua orang pernah patah, tapi gak semua orang tahu caranya bangkit dengan pelan dan tetap lembut pada dirinya sendiri."

Dear diary,

Hari ini aku pulang kuliah dengan kepala penuh tugas, kaki pegel, dan hati yang... entahlah.
Di tengah scroll Twitter buat cari distraksi, aku nemu satu tweet:

“Kalau cinta itu kuat, kenapa aku terus yang berjuang?”

Diem. Nggak gerak.
Langsung keinget semuanya—hubungan yang katanya “serius” tapi cuma aku yang usaha. Relate? Sini duduk sebentar. Aku cerita ya. Gak berat-berat kok, cuma sharing, siapa tahu kamu juga ngerasain hal yang sama. 🌙

Saat Cinta Datang di Tengah Skripsi dan Deadline

Usia kita ini aneh ya?
Setengah dewasa, setengah bingung. Kita kuliah, ngejar mimpi, bangun cita-cita... tapi juga belajar tentang hubungan yang kadang bikin kita lupa caranya sayang ke diri sendiri.

Kadang cinta datang pas kita belum siap.
Kadang kita terlalu cinta, sampai lupa siapa diri kita sebenarnya.

Dan kadang, cinta itu nggak cukup.

Kamu Udah Berusaha, Tapi Kok Malah Ngerasa Salah Terus?

Aku pernah ada di titik itu.
Yang ngasih semuanya, tapi selalu jadi “terlalu”.
Terlalu perhatian. Terlalu posesif (katanya). Terlalu ini, terlalu itu.
Sampai akhirnya aku nanya ke diri sendiri: “Apa aku emang gak cukup baik?”

Tapi setelah aku tarik napas panjang, pelan-pelan aku sadar:

💬 “Cinta yang tepat gak bikin kamu ngerasa kecil dalam hubungan.”

Bukan kamu yang terlalu. Mungkin dia yang nggak tau cara menghargai.

Kalau Dia Pergi, Jangan Kejar. Diam Bukan Berarti Kalah.

Kita diajarin kalau cinta itu harus diperjuangkan. Tapi...
gak semua hal harus kamu kejar mati-matian, terutama kalau kamu sendirian yang lari.

Yang beneran tulus, gak bakal pergi pas kamu butuh-butuhnya ditemenin.

Lepas itu bukan berarti kalah.
Kadang, kamu cuma lagi melindungi hati kamu dari luka yang lebih dalam.

Kamu Gak Perlu Cepet-Cepet Sembuh

Healing itu proses. Dan gak semua orang jalaninnya bareng-bareng.
Ada yang langsung move on seminggu.
Ada juga yang butuh waktu berbulan-bulan untuk berhenti buka galeri.

Gak apa-apa. Kamu boleh istirahat.
Nangis. Marah. Ngeluh. Tapi habis itu, bangun lagi.

💌 "Satu hari nanti kamu bakal bilang: ternyata aku bisa ya ngelewatin semua ini."

5 Hal yang Aku Pelajari Saat Patah Hati (Mungkin Kamu Perlu Baca Juga):

  1. Jangan memaksa seseorang untuk tinggal.

  2. Kamu gak bisa nyelametin hubungan sendirian.

  3. Orang yang bikin kamu overthinking setiap malam bukan orang yang tepat.

  4. Pelan-pelan, semua akan baik-baik saja.

  5. Kamu masih bisa sayang lagi—ke orang yang lebih layak, terutama ke diri sendiri.

Akhirnya, Ini Pesan Buat Kamu yang Lagi Belajar Bertumbuh 🌷

Kamu bukan gagal. Kamu cuma ketemu orang yang belum tau cara mencintai dengan sehat.
Dan itu bukan salah kamu.

Kamu pantas dicintai dengan tenang.
Dengan cara yang gak bikin kamu mempertanyakan siapa diri kamu.
Dengan kehadiran, bukan sekadar alasan.

🕊️ "We fall. We cry. We break. But hey—we rise, we learn, we bloom."

Hari ini berat? Tarik napas. Besok kamu coba lagi.

Terima kasih udah baca sampai akhir.
Semoga tulisan ini nemu kamu di waktu yang pas.
Kalau hari ini belum bisa bahagia, gak apa-apa. Kita coba lagi besok ya?
Pelan-pelan aja. Kamu gak sendirian 🌙🤍

Kalau kamu suka tulisan kayak gini, maybe next kita bisa ngobrol tentang overthinking, self-worth, atau red flags yang sering kita abaikan. Sharing is healing ✨

xoxo,
anak kampus yang lagi belajar mencintai dirinya sendiri dulu 💌


Komentar

Postingan populer dari blog ini

🧠 “capek tapi gak tahu capek kenapa? gue banget.”

"🕰️ jam tidur gue udah kayak NPC GTA — gak jelas dan nabrak-nabrak"